Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana yang berbeda. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan.
Keiko tentang Kazuto
Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menarik dari Ishida Keiko. Segalanya terasa baik dan menyenangkan bila dia ada.
Kazuto tentang Keiko
Mereka pertama kali bertemu di awal musim dingin di Tokyo.
Ishida Keiko adalah keturunan Indonesia - Jepang. Ibunya orang Indonesia sedangkan ayahnya orang Jepang. Ia memiliki saudara kembar yang bernama Naomi. Sejak kecil, ia diajari berbahasa Indonesia oleh Ibunya. Ia pun lancar menggunakannya. Ia senang dengan membaca buku. Ia bekerja di perpustakaan dimana ia lebih leluasa membaca dan meminjam buku dengan gratis.
Jika sebuah nama disebut, yaitu AKIRA ia langsung mencari orang yang bernama Akira itu. Akira merupakan cinta pertamanya. Tiga belas tahun yang lalu, waktu Keiko masih di SD. Ia sedang mengorek-ngorek tanah bersalju tanpa memakai sarung tangan. Ia sedang mencari kalung pemberian neneknya yang hilang. Lalu datanglah seorang anak SMP laki-laki bertopi wol biru yang membantunya. Anak itu berhasil menemukannya. Keiko berterima kasih padanya. Anak tersebut berlari menuju teman-temannya. Ia lupa menanyakan nama anak tersebut. Naomi berkata bahwa namanya Kitano Akira.
Tiga belas tahun berlalu, Keiko bertemu Akira di umah sakit. Akira sudah menjadi dokter. Tapi, ia sama sekali tidak ingat kejadian tiga belas tahun yang lalu. Ia tidak ingat bahwa ia pernah membantu Keiko mencari kalungnya. Tapi Keiko memakluminya. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Bisa saja ia telah melupakannya. Namun Keiko sangat senang bertemu dengan Akira.
Nishimura Kazuto datang dari New York ke Jepang. Ia dan keluarganya tinggal di New York selama lebih dari sepuluh tahun. Tapi karena sesuatu hal, ia berkeinginan pindah ke Jepang. Ia tinggal di Gedung apartemen milik Kakek dan Nenek Osawa. Apartemennya nomor 201 dan berseberangan dengan apartemen Ishida Keiko, dimana Keiko mempunyai apartemen yang bernomor 202. Sedangkan apartemen kakek dan nenek Osawa bernomor 101.
Setiap hari mereka bertemu. Ishida Keiko memperkenalkan Kota Jepang, kepada Nishimura Kazuto. Karena Kazuto merasa segalanya telah berubah semenjak kehadirannya di Tokyo untuk yang pertama kali semenjak ia pindah ke New York. Kazuto berprofesi sebagai fotografer. Ia ingin lebih mencari suasana baru. Ia memilih Tokyo sebagai kota yang menarik. Selain itu, ia juga merasa kecewa dengan Iwamoto Yuri, seorang wanita yang ia sangat sukai tetapi Yuri lebih menyukai sahabat baiknya dan mereka berencana ingin menikah. Rumah Kazuto bersebelahan dengan rumah Yuri di New York. Kazuto sangat menyukainya. Akan tetapi, Yuri hanya menganggapnya sebagai sahabat. Maka dari itu Nishimura Kazuto ingin pindah ke Jepang.
Selama sebulan bersama, perasaan baru terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya menjadi bagian penting dalam hidupnya………………..
Kazuto menderita amnesia parsial ( hilang ingatan sebagian ) karena kepalanya dipukul keras dengan tongkat bisbol oleh beberapa anak buah Hiramaya Jun. . Waktu itu, ia mengganggu Sato Haruka, teman Ishida Keiko yang menetap di apartemen yang sama dengan Keiko. Ia dan adiknya, Tomoyuki memiliki apartemen bernomor 102. Lalu Kazuto menghajar Hiramaya Jun hingga menyerah. Sejak saat itu, ia berniat membalas dendam kepada Kazuto.
Kazuto tidak dapat mengingat peristiwa yang terjadi selama sebulan terakhir. Itu artinya ia tidak ingat kepada Ishida Keiko, Jepang dan yang lainnya. Terakhir yang dia ingat ketika ia berada di New York.
Saat itulah Iwamoto Yuri muncul. Ia khawatir dengan keadaan Kazuto.
Yuri membatalkan rencana pernikahannya. Kazuto sangat kaget mendengarnya. Tapi bagaimana dengan Keiko ? Kazuto tidak ingat semuanya.
Ia berjalan mengelilingi kota Tokyo, dan sebagainya. Tapi ia merasa ada sesuatu yang hilang dan itu sangat penting. Mungkinkah itu Ishida Keiko ?
Lama – kelamaan, Kazuto mengingat semua yang terjadi dalam sebulan terakhir. Ia memilih Ishida Keiko daripada Yuri.
Ia mengatakan yang sebenarnya kepada Keiko bahwa anak laki-laki yang pernah membantunya mencari kalung bukan Akira, melainkan dirinya. Ia sangat ingat dengan kalung yang ditunjukkan Keiko.
Cinta pertama Ishida Keiko bukan Kitano Akira, tetapi Nishimura Kazuto. Mengapa ? Entahlah…….
“ Naomi, cepat kesini,” Keiko menarik Naomi yang baru datang.
“Dan jangan berbalik! Nanti dia melihat kita.”
“Siapa?”
“Kau kenal anak laki-laki di lapangan itu? Tapi kau jangan berbalik. Nanti dia melihat.”
Naomi mendelik kea rah saudara kembarnya. “Kalau tidak berbalik bagaimana aku bisa melihat siapa yang kaumaksud?”
“Baiklah, baiklah. Tapi pelan-pelan saja. Jangan sampai ketahuan.”
Naomi menoleh diam-diam dan memandang ke arah lapangan.
***
“Kau tadi bicara dengan siapa, Kazuto?” Tanya Eiji yang bertubuh jangkung sambil menoleh ke belakang.
Kazuto memutar kepala temannya kembali ke depan. “Bukan siapa-siapa.
Akira sambil mengusap-usap kepalanya yang hampir botak.
“Ibumu salah memotong rambutmu sampai hamper botak dan sekarang kepalamu kedinginan, ya ?” Tanya Emi sambil terkikik.
“jangan mengingatkanku pada rambut jelek ini,” erang Akira. “Aduh, kenapa aku lupa bawa topi hari ini?”
Kazuto melepaskan topinya dan melemparkannya kea rah Akira. “Pakai ini saja kalau kau malu rambutmu yang jelek itu dilihat orang.”
Lalu Akira pun mengenakan topi wol biru itu.
***
“Sekarang jam pulang sekolah, kau tahu?” kata Naomi. “Di lapangan banyak orang. Anak laki-laki mana yang kau maksud? Beri aku petunjuk.”
“Tadi dia bersama teman-temannya dan memakai topi wol biru.”
Naomi menyipitkan mata dan mencari-cari. “Ah, itu dia. Bukankah mereka kakak kelas kita?”
“Ya, ya, ya.” Sahut Keiko. “Kau tahu namanya?”
Naomi mengangguk. “Itu Kitano Akira.”
“Kitano Akira,” gumam Keiko sambil tersenyum sendiri.
“Ngomong-ngomong, kenapa kau ingin tahu?”
Keiko tersenyum lebar penuh rahasia. “Akan kuceritakan di rumah. Ayo, kita pulang.”
***
Identifikasi perbedaan kutipan novel “ Sengsara Membawa Nikmat” (tahun 20 – 30-an) dengan novel “Winter in Tokyo”(sekarang)
Dari segi bahasa :
Bahasa yang digunakan dalam kutipan novel “Sengsara Membawa Nikmat “, yaitu bahasanya masih bersifat kaku atau statis. Gaya bahasanya sangat dipengaruhi oleh Bahasa Melayu dan daerah setempat.
Sedangkan novel jaman sekarang bahasanya dinamis, babas, dan banyak dipengaruhi oleh gaya bahasa pergaulan sehari – hari yang lebih modern.
Dari segi Tokoh :
Tokoh – tokoh pada novel 20 – 30-an bersifat terikat. Tokoh- tokoh yang diceritakan hanya berada di dalam satu lingkup saja.
Sedangkan tokoh – tokoh pada novel dekarang sudah bebas dan mencakup wilayah yang luas. Seperti novel “Winter in Tokyo” menceritakan tokoh yang berasal dari luar negeri dan tidak terbatas pada tokoh yang berada di Negeri Jepang.
Dari segi Latar :
Latar pada novel 20 – 30-an bersifat istana sentries yang bersifat kerajaan. Dan mengangkat lingkup itu sendiri
Sedangkan latar pada novel sekarang bersifat social sentries yang tidak hanya menekankan pada sebuah tempat.
Dari segi tema :
Tema novel 20 – 30-an bersifat anonym, yaitu berdasarkan hal – hal yang benar – benar dari faktanya.
Sedangkan tema pada novel sekarang tidak bersifat anonym. Biasanya tema diangkat berdasarkan imajinasi pengarang.
Selasa, 14 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar